Risiko kecelakaan bisa terjadi di mana saja, termasuk di bidang konstruksi. Kecelakaan kerja bagi para pekerja di bidang ini meliputi banyak hal, contohnya jatuh dari tempat tinggi, tertimpa benda keras, terkena zat kimia berbahaya, tertusuk benda tajam, kebisingan yang membuat pendengaran rusak, dan banyak lagi. -MegaBaja.co.id
Maka dari itu, kesadaran untuk memakai alat pelindung diri atau APD saat bekerja di industri konstruksi menjadi hal yang penting, mengingat banyak risiko kecelakaan kerja yang mengintai. Berdasarkan standar K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja, alat pelindung diri pekerja konstruksi harus memenuhi dua persyaratan umum, yakni tidak mengganggu jalannya pekerjaan dan dapat memberikan perlindungan efektif dari bahaya.
Untuk mengetahui jenis-jenis APD yang digunakan pekerja di bidang konstruksi, simak artikel ini hingga tuntas.
Jenis APD untuk Pekerja Konstruksi
Alat Pelindung Diri atau APD bagi pekerja konstruksi terbagi menjadi komponen-komponen yang dapat melindungi bagian tubuh berbeda. APD haruslah sesuai dengan SNI atau Standar Nasional Indonesia atau standar yang berlaku.
Demi melindungi diri saat bekerja, alat ini wajib dipakai semua pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya. Ada tujuh jenis APD pekerja konstruksi yang bisa menjadi pelindung saat bekerja, yaitu:
1. Alat Pelindung Kepala (Helm Safety)
Dalam konteks keselamatan di lingkungan konstruksi, helm safety adalah perangkat vital yang dirancang untuk memberikan perlindungan kepada pekerja dari kemungkinan jatuhnya benda-benda, baik yang memiliki sifat tajam maupun tumpul. Fungsi utamanya adalah untuk meminimalisir dampak buruk dari objek yang jatuh dan dapat memberikan perlindungan terhadap sinar matahari yang menyengat atau cuaca ekstrem yang bisa berubah-ubah saat berada di lokasi kerja.
Karena berfungsi sebagai alat pelindung kepala bagi pekerja konstruksi, helm haruslah kokoh dan keras agar mampu menahan beban benturan yang mungkin terjadi, tetapi tetap harus ringan untuk memberikan kenyamanan pada para pekerja. Bahan plastik merupakan pilihan yang sangat disarankan dan sesuai dengan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bahan utama dalam pembuatan helm safety.
2. Alat Pelindung Mata (Spectacles atau Goggles)
Untuk menjaga kesehatan mata para pekerja, alat pelindung mata seperti kacamata spectacles atau goggles merupakan perlengkapan wajib di lingkungan konstruksi. Dengan adanya debu dan partikel asing lainnya yang tersebar di udara, penting bagi para pekerja untuk menggunakan kacamata pelindung mata tersebut. Selain melindungi dari debu, kacamata safety juga efektif melindungi mata dari sinar UV atau sinar matahari yang berbahaya.
Partikel debu yang sangat kecil, yang seringkali tidak terlihat oleh mata manusia, dapat menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, penggunaan kacamata pengaman ini sangat disarankan, terutama saat melakukan pekerjaan seperti pengelasan. Kecelakaan yang terkait dengan mata masih menjadi perhatian utama dalam menerapkan standar K3 mengingat insiden yang masih sering terjadi.
3. Alat Pelindung Telinga (Earmuff atau Earplug)
Pelindung telinga menjadi salah satu perangkat pelindung diri yang penting di lingkungan konstruksi, terutama ketika terdapat kebisingan tinggi di sekitar area kerja. Baik itu suara mesin, suara pengelasan besi, atau suara bising lainnya, fungsi pelindung telinga adalah untuk mencegah cedera pada pendengaran akibat kebisingan yang tinggi. Tingkat kebisingan di atas 85 dB sudah termasuk dalam kategori tinggi dan dapat merusak pendengaran.
Perlindungan telinga tidak hanya untuk mengurangi risiko cedera pada pendengaran akibat suara bising, tetapi juga untuk melindungi telinga dari percikan logam, loncatan api, pijar, dan partikel melayang lainnya. Pelindung telinga dapat berupa alat sumbat telinga atau tutup telinga, tergantung pada kebutuhan dan kondisi lingkungan kerja.
4. Alat Pelindung Pernapasan (Respirator atau Masker)
Penggunaan masker dalam industri konstruksi bertujuan untuk mencegah masuknya debu kasar, racun, debu halus, uap beracun, dan gas beracun seperti karbon dioksida yang dapat mengurangi konsentrasi oksigen di udara. Dua jenis masker yang banyak ditemukan, yakni:
- Masker penyaring debu. Berfungsi sebagai pelindung pernapasan dari serbuk kasar, serbuk logam, dan lainnya.
- Masker berhidung. Berfungsi menyaring debu dan benda berbahaya lain yang berukuran hingga 0,5 mikron. Ketika mengenakan masker berhidung, pastikan masker jenis ini menempel baik di wajah.
5. Alat Pelindung Tangan (Sarung Tangan Safety)
Sarung tangan menjadi perlengkapan penting untuk melindungi telapak tangan pekerja konstruksi dari benda-benda keras, panas, tajam, dan licin saat bekerja. Penggunaan sarung tangan harus disesuaikan dengan jenis kecelakaan yang mungkin terjadi, seperti sayatan, tusukan, terbakar, atau terkena aliran listrik.
Selain itu, penting untuk memperhatikan penggunaan sarung tangan saat bekerja dengan mesin pengepres, pengebor, dan mesin lainnya. Mesin tersebut beresiko dapat menarik sarung tangan ke dalam mesin, yang justru dapat menimbulkan bahaya baru.
Beberapa jenis sarung tangan yang umum digunakan di tempat kerja konstruksi termasuk sarung tangan kulit, katun, karet, dan lainnya. Tergantung pada kebutuhan dan risiko yang dihadapi oleh pekerja.
6. Pakaian Pelindung (Rompi Safety)
Fungsi utama dari rompi safety adalah untuk meningkatkan visibilitas pekerja saat bekerja di area dengan pencahayaan yang minim. Rompi safety juga berfungsi sebagai pelindung tubuh dari percikan cairan dan suhu ekstrem.
Rompi, baju, dan celemek pelindung umumnya terbuat dari bahan-bahan yang tahan terhadap cairan dan bahan kimia. Seperti plastik atau karet, serta memiliki warna yang mencolok agar dapat mudah dilihat.
7. Alat Pelindung Kaki (Sepatu Safety)
Sepatu safety merupakan perlengkapan yang sangat penting untuk melindungi kaki pekerja dari berbagai risiko cedera di lingkungan konstruksi. Sepatu safety harus memenuhi standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3. Biasanya terbuat dari bahan kulit dengan ujung sepatu yang tertutup oleh baja.
Lapisan baja di dalam sol sepatu berfungsi untuk melindungi kaki dari tusukan benda tajam, sedangkan desain yang tertutup juga memberikan perlindungan tambahan terhadap paparan bahan kimia dan logam pijar.
Pekerja yang terlibat dalam pekerjaan khusus, seperti pekerja listrik atau pekerja yang berisiko terpapar bahan kimia, mungkin memerlukan perlindungan tambahan yang sesuai dengan risiko kerjanya.
Selain ketujuh jenis APD pekerja konstruksi di atas, ada juga beberapa alat lain yang bisa meningkatkan keselamatan saat bekerja, seperti sabuk pengaman untuk para pekerja konstruksi yang memiliki risiko terjatuh. Sabuk pengaman ini biasanya digunakan oleh pekerja di ketinggian yang mengharuskannya bekerja dengan cara memanjat.
Ada beberapa macam sabuk pengaman yang biasa digunakan, mulai dari penunjang dada, penunjang dada dan punggung, serta penunjang seluruh tubuh. Sabuk pengaman yang digunakan pekerja akan dihubungkan dengan tali yang dikaitkan pada besi penopang beban.
Kemudian, pakaian yang dikenakan saat bekerja juga perlu diperhatikan, apalagi bagi pekerja yang berhubungan dengan mesin. Pastikan untuk memakai pakaian yang nyaman. Seperti berlengan pendek, tidak berdasi, pas di dada dan punggung, serta tidak memiliki berbagai lipatan yang bisa mengganggu dalam bekerja.
Demikian informasi seputar APD bagi para pekerja konstruksi. Dimanapun berada dan apapun jenis pekerjaannya, tempatkan keselamatan sebagai prioritas utama, ya!
Leave a Reply