Sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, rumah sering dianggap sebagai tujuan hidup atau bahkan tolak ukur kesuksesan bagi sebagian orang. Selain memerlukan biaya yang besar, pembangunan rumah juga memakan waktu, tenaga dan pikiran jika dilakukan sendiri. -MegaBaja.co.id
Di antara tingginya permintaan akan tempat tinggal, kehadiran Developer menjadi salah satu solusi yang membantu. Mereka bersaing untuk memberikan penawaran terbaik kepada calon konsumen.
Namun, ini juga menjadi pengingat bagi kamu yang hendak membeli properti menggunakan jasa Developer. Pasalnya, banyak insiden penipuan oleh Developer palsu yang tidak bertanggung jawab. Umumnya, mereka menipu pembeli dengan menjanjikan diskon dan iming-iming harga murah jauh di bawah harga pasaran.
Maka dari itu, kamu harus tahu bagaimana cara memilih Developer yang aman. Supaya kamu tidak kecewa dan tidak mengalami kerugian.
Tapi, sebelum mengetahui tipsnya, yuk cari tahu dulu bagaimana sih ciri-ciri Developer palsu itu?
Ciri-Ciri Developer Curang
Sebenarnya, sudah banyak kasus penipuan oleh pengembang yang tidak jujur ini. Tapi ternyata masih banyak orang yang terjebak dalam situasi tersebut. Padahal, untuk mengenali Developer yang tidak jujur, ada beberapa ciri yang biasa diamati sejak awal. Berikut adalah beberapa cirinya:
Mematok Harga Murah Jauh di Bawah Standar Pasar
Ini merupakan ciri utama yang penting dan dapat kamu diperhatikan sejak awal. Mayoritas pengembang bodong akan menawarkan harga unit yang lebih rendah dibandingkan harga pasar yang sebenarnya.
Di tengah harga properti yang terus melambung tinggi, siapa sih yang tidak tertarik dengan harga hunian yang murah? Harga yang terlampau murah ini bahkan bisa membuat kamu tidak berfikir dua kali untuk segera membeli rumah tersebut. Padahal, kasus penipuan rumah seringkali dimulai dari penawaran harga yang sangat rendah, lho.
Harga murah akan mengikat konsumen lebih banyak. Karenanya, tetaplah bersikap logis. Telusuri harga pasaran untuk tanah dan properti, terutama di lokasi tersebut. Jika tawaran yang diberikan terlalu sempurna, itu patut dicurigai.
Terdapat Perbedaan Informasi antara Brosur dan Customer Service
Untuk mengenali Developer bodong, coba periksa kesesuaian informasi di brosur. Setelah membaca brosur yang tersedia, kamu bisa langsung menghubungi customer service untuk memastikan apakah info yang tertera itu benar atau tidak.
Sekiranya perusahaan tersebut bisa dipercaya, customer service akan dengan lancar menjelaskan dan informasi properti yang mereka beri sesuai dengan yang ada di brosur. Sebaliknya, bilamana customer service menjelaskan dengan terbata-bata dan info yang diberikan beda dengan di brosur, itu layak dicurigai.
Meminta Pembayaran Uang Muka Sebelum Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Disetujui oleh Bank
Sebelum bank menyetujui pinjaman yang diajukan, jangan sekalipun membayar uang muka atau DP ke pengembang. Alasannya, tidak ada jaminan bahwa bank akan nyetujui Kredit Pemilikan Rumah meski sudah ada kerja sama dengan pengembang.
Apabila kamu tetap keras kepala membayar DP ke pengembang dan KPR rumahnya tidak disetuji oleh bank, risikonya uang tersebut susah untuk kembali. Atau bisa saja mendapat potongan sejumlah persentase tertentu.
Ketidakpastian dalam Kredibilitas dan Izin
Kamu sebagai pembeli memiliki hak untuk bertanya-tanya mengenai Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan kredibilitas Developer. Apabila semua dokumen izin dan rekam jejak pembangunan bisa dijelaskan dan dipertanggungjawabkan, maka tidak ada alasan untuk meragukan kredibilitas pengembang.
Tetapi, jika setiap pertanyaan yang diajukan ditolak dengan berbagai alasan, itu mungkin perlu dicurigai. Pastikan keadaan tanah yang kelak menjadi lokasi rumah dengan memeriksa dokumen sertifikat dan bertanya langsung kepada pengembang terkait.
Ketika Developer menyatakan bahwa sertifikat sedang dijaminkan ke bank, ada kemungkinan itu benar. Namun, jangan khawatir, kamu masih bisa menanyakan mengenai Akta Pemberian Hak Tanggungan dan Sertifikat Hak Tanggungan.
Jika pengembang hanya memberikan izin lokasi sebagai legalitas, kamu sebaiknya tetap waspada! Situasi seperti itu sangat berisiko. Oleh karena itu, dalam hal ini sertifikat induk tetap menjadi bukti yang penting.
Belum Terdaftar di dalam Asosiasi Perumahan
Mengecek latar belakang sangat penting untuk menjamin legalitas Developer. Periksa apakah Developer tersebut tergabung dalam asosiasi perumahan atau tidak.
Di Indonesia, ada beberapa badan asosiasi perumahan. Seperti Real Estate Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI), Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (HIMPPERA), serta Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Sehat Nasional (APERNAS).
Setelah itu, cek kembali rekam jejak Developer dan apakah mereka masuk ke asosiasi perumahan atau tidak. Kalau tidak berhasil menemukan info mengenai status Developer, lebih baik periksa kembali langsung ke asosiasi pengembang untuk memastikan legalitasnya.
Tidak Ada Informasi Pasti Kapan Rumah Selesai Dibangun
Developer yang bisa dipercaya harus memiliki jadwal konstruksi yang terperinci. Juga mempunyai sumber daya modal yang memadai untuk menuntaskan proyek sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pada saat proyek rumah subsidi diluncurkan, biasanya pengembang memberikan rincian rencana pembangunan. Termasuk anggaran keuangan, jumlah unit yang akan dipasarkan, dan estimasi waktu penyerahan. Kamu bisa meminta informasi tersebut langsung kepada pengembang atau memeriksanya melalui kantor pemerintahan setempat, liputan media, atau sumber informasi lainnya.
Itulah beberapa ciri Developer bodong. Untuk itu, kamu harus tetap waspada agar tidak terjebak dalam penipuan yang bisa berujung pada kerugian, ya.
Setelah mengetahui ciri-ciri pengembang bodong, sekarang waktunya kamu mengetahui tips memilih Developer yang tepat dan terpercaya.
Dan mau tau juga, apa alat yang di gunakan developer saat akan membangun bangunan? Mari simak kegunaan site plan yang di gunakan developer.
Tips Memilih Developer yang Tepat dan Terpercaya
Berikut tips memilih Developer yang tepat dan terpercaya agar kamu tidak rugi.
Gali Informasi mengenai Reputasi Developer
Sebelum memutuskan untuk membeli hunian, hal pertama yang penting dilakukan adalah mencari informasi mengenai reputasi pengembang. Dengan mengetahui reputasi mereka, kamu bisa menilai sejauh mana kemampuan pengembang dalam menangani kebutuhanmu.
Cara sederhana untuk mengetahui reputasinya adalah melihat informasi di website dan media sosialnya untuk melihat proyek-proyek apa yang telah mereka lakukan sebelumnya. Selain itu, memantau liputan media dan informasi di internet juga bisa memberikan gambaran apakah pengembang pernah terlibat dalam kasus-kasus negatif yang merugikan konsumennya.
Kamu juga bisa mencari informasi apakah pengembang memiliki masalah atau tidak dengan menghubungi Real Estate Indonesia (REI) atau berkonsultasi dengan Yayasan Lembaga Konsumen dan Lembaga Advokasi Konsumen Properti Indonesia.
Perhatikanlah Dokumen Sertifikat Kepemilikan Tanah dan Perizinan Pembangunan Bangunan
Agar terhindar dari berbagai masalah seperti penyegelan oleh pihak berwenang, penolakan kredit, dan kendala lainnya, pastikan untuk memeriksa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan legalitas rumah yang hendak dibeli dari pengembang.
Ketika membangun gedung di Indonesia, maka wajib hukumnya untuk memiliki izin resmi yang disebut Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang diatur oleh Undang-Undang 28 Tahun 2000 tentang Bangunan Gedung.
Jadi, jangan lupa tanyakan kepada pengembang apakah rumah tersebut memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sekiranya rumah tersebut belum mempunyai SHM dan IMB, lebih baik ditunda dulu pembeliannya.
Jangan Membayar Uang Muka (DP) sebelum KPR Disetujui
Apabila kamu ingin membangun rumah dengan menggunakan sistem KPR, maka kamu harus memperhatikan hal ini terlebih dahulu.
Sebelum bank menyetujui pinjaman untuk pembelian rumah yang diinginkan, hindari membayar uang muka (DP) kepada pengembang. Meskipun pengembang telah bermitra dengan bank, belum tentu bank akan menyetujui KPR untuk rumah yang diinginkan. Jika kamu membayar DP tanpa persetujuan KPR, risikonya adalah sulit mengembalikan DP atau mendapatkan pengurangan biaya jika KPR akhirnya ditolak oleh bank.
Hindari Transaksi ‘di Bawah Tangan’
Jangan ambil risiko besar dengan transaksi jual beli rumah secara informal atau hanya berdasarkan kepercayaan dengan kuitansi sebagai bukti. Lebih baik ikuti semua prosedur hukum yang berlaku.
Amati Waktu Penyelesaian Proyek
Sewaktu membeli rumah dari pengembang, risiko yang kerap muncul adalah proyek terlambat selesai. Tapi, pengembang yang bisa dipercaya biasanya mempunyai jadwal kerja yang pasti.
Mintalah Informasi Kapan Sertifikat Rumah Bisa Beralih Nama
Ketika membeli rumah dari pengembang, sertifikat rumah biasanya diubah dari pemilik sebelumnya ke Developer. Jadi sebelum membeli, tanyakan dengan jelas kapan sertifikat bisa diubah atas nama kamu. Ini penting sebab tanpa balik nama, maka akan sulit untuk melakukan pengalihan kredit dari satu bank ke bank lain.
Demikianlah tips memilih Developer yang tepat dan terpercaya. Pastikan kamu mematuhi peraturan yang berlaku sesuai dengan prosedur hukum agar transaksimu berjalan dengan aman, ya.
Mengenal ciri-ciri pengembang bodong dan tips memilih pengembang yang tepat bisa menjadi patokan saat kamu ingin membeli hunian. Setidaknya agar kamu tidak terjebak dalam bujuk rayu mereka. Sehingga uang yang kamu kumpulan untuk rumah impian tidak melayang sia-sia. Semoga artikel ini bermanfaat!
Leave a Reply