Rammed earth merupakan sebuah teknik konstruksi yang telah teruji selama berabad-abad. Konstruksi ini menjadi sebuah warisan budaya dan kearifan lokal dalam membangun struktur yang kokoh dan indah. Alhambra di Spanyol hingga Tembok Besar China menjadi bukti nyata ketahanan rammed earth yang masih ada hingga kini. Hebatnya, bangunan tersebut telah berdiri lebih dari 1.000 tahun yang lalu. -MegaBaja.co.id
Menggunakan tanah yang dipadatkan, rammed earth telah menjadi pilihan konstruksi di setiap benua, kecuali Antartika. Keberadaannya tersebar luas, baik di daerah beriklim sedang, basah, gurun semi-kering, pegunungan, maupun daerah tropis. Penggunaan teknik ini sangat bergantung pada ketersediaan tanah yang cocok serta desain bangunan yang sesuai dengan karakteristik iklim lokal.
Untuk mengetahui lebih dalam terkait konstruksi rammed earth yang jarang terlihat di Indonesia ini, simak ulasannya berikut.
Konstruksi Rammed Earth yang Ramah Lingkungan
Di Indonesia, rammed earth lebih dikenal dengan istilah “tanah kompak” atau bahkan disebut sebagai konstruksi “menabrak bumi”. Hal ini karena konstruksinya yang dibuat dari pemadatan tanah yang disusun berlapis-lapis.
Konstruksi rammed earth atau tanah yang dipadatkan merupakan salah satu teknik konstruksi yang telah terbukti ramah lingkungan. Dalam penggunaannya, semua material yang digunakan berasal dari alam, sehingga dapat dengan mudah didaur ulang. Ini menciptakan siklus yang berkelanjutan dan minim dampak terhadap lingkungan.
Proses pembuatan rammed earth melibatkan campuran tanah liat, air, dan bahan penstabil alami seperti urine hewani, darah hewani, serat tumbuhan, atau aspal. Setelah semua bahan tercampur secara merata, proses pemadatan dilakukan di dalam bekisting dan dilepaskan setelah campuran mengering dan mengeras.
Keunggulan rammed earth terletak pada kekuatan tekan yang dapat mencapai hingga 2,5 megapascal, setara dengan 25 bar. Ini melebihi kekuatan tekan rata-rata batu bata modern. Dinding yang menggunakan teknik rammed earth bisa diperkuat dengan tambahan balok kayu atau susunan bambu yang ditanam.
Dengan kekuatan yang telah disebutkan sebelumnya, rammed earth bahkan mampu menahan kekuatan kompresi hingga 40 megapascal. Kekuatan yang setara dengan kekuatan beton itu menjadikan rammed earth tidak memerlukan perlindungan khusus dari hujan dan angin.
Di berbagai belahan benua, rammed earth juga menjadi bahan estetika yang populer. Contohnya adalah di Hive Earth, Ghana, di mana bangunan-bangunan yang menggunakan rammed earth menjadi bagian dari pemandangan khas Sub-Sahara yang mempesona.
Keunggulan Konstruksi Rammed Earth
Keunggulan teknik konstruksi rammed earth tidak hanya terbatas pada aspek keberlanjutan lingkungan dan kekuatannya saja, namun juga meliputi berbagai aspek lainnya yang menguntungkan. Berikut adalah beberapa keunggulan yang bisa diperoleh dari penggunaan konstruksi rammed earth:
1. Estetika yang Alami
Bangunan yang dibangun menggunakan teknik rammed earth memiliki tampilan yang cantik dan alami. Kekayaan tekstur dan warna tanah yang digunakan memberikan kesan organik dan memikat, sehingga tidak dibutuhkan lapisan lain.
2. Massa Termal yang Tinggi
Dinding yang terbuat dari rammed earth memiliki massa termal yang tinggi. Hal ini membuatnya sangat cocok untuk digunakan di daerah dengan perubahan suhu yang ekstrim antara siang dan malam hari. Dinding yang mempertahankan panas di malam hari dan mendinginkan ruangan di siang hari secara alami akan menghasilkan lingkungan yang nyaman dan efisien energi.
3. Biaya Material yang Terjangkau
Dengan memanfaatkan tanah lokal sebagai bahan utama, biaya konstruksi dengan teknik rammed earth dapat ditekan secara signifikan. Rammed earth menjadi pilihan yang ekonomis dan terjangkau bagi banyak orang.
4. Lebih Sehat
Material yang digunakan dalam konstruksi rammed earth didominasi oleh senyawa organik alami. Hal ini membuat bangunan yang dibangun menggunakan teknik ini lebih sehat bagi penghuninya. Sebab, material rammed earth dapat mengurangi paparan terhadap bahan kimia berbahaya yang umumnya ditemukan dalam material bangunan konvensional.
5. Sifat Peredam Suara yang Baik
Dinding yang lebih tebal pada konstruksi rammed earth tidak hanya memberikan kekuatan struktural yang baik, tetapi juga memiliki sifat peredam suara yang efektif. Hal ini membuat lingkungan di dalam bangunan menjadi lebih tenang dan nyaman.
6. Kelembaban yang Terjaga
Salah satu keunggulan lainnya dari konstruksi rammed earth adalah kemampuannya untuk menjaga kelembaban relatif di dalam ruangan. Hal ini sangat penting untuk kesehatan pernapasan, terutama bagi individu yang menderita gangguan pernapasan seperti asma.
Kelemahan Konstruksi Rammed Earth
Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada beberapa keunggulan, konstruksi rammed earth juga memiliki kekurangan. Berikut adalah beberapa kekurangan atau kelemahannya:
1. Keterbatasan Profesional
Proses pencampuran dan pemadatan tanah untuk membuat dinding rammed earth memerlukan keterampilan khusus. Dibutuhkan pengalaman agar dinding tersebut tidak mudah hancur atau retak, sehingga membatasi akses bagi orang yang tidak terlatih dalam teknik ini.
2. Rentan Rusak
Dinding rammed earth rentan terhadap kerusakan akibat air. Untuk menjaga struktur dinding tetap kokoh, perlu memastikan bahwa dinding tersebut terlindungi dari kelembaban berlebih dan air hujan yang dapat menyebabkan keropos.
3. Isolasi Termal yang Buruk
Meskipun dinding rammed earth memiliki massa termal yang tinggi, namun kemampuannya sebagai isolator termal relatif rendah. Hal ini dapat menyebabkan perubahan suhu yang signifikan di dalam ruangan, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem.
4. Biaya Tenaga Kerja Tinggi
Proses pembuatan dinding rammed earth memerlukan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman. Hal ini dapat meningkatkan biaya konstruksi secara keseluruhan.
Alasan Konstruksi Rammed Earth Jarang Digunakan di Indonesia
Rammed earth jarang ditemui di Indonesia. Penggunaannya lebih umum di kawasan Timur Tengah atau Afrika Utara. Salah satu alasan utamanya adalah perbedaan dalam pola curah hujan. Kawasan-kawasan seperti Timur Tengah dan Afrika Utara cenderung memiliki curah hujan yang rendah. Sehingga, risiko terhadap kerusakan akibat air pada dinding rammed earth menjadi lebih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah yang memiliki curah hujan tinggi.
Di samping itu, para peneliti telah berhasil mengembangkan versi terbaru dari rammed earth, yang dikenal sebagai Cement-Stabilised Rammed Earth (CSRE). Teknik ini merupakan inovasi yang menggabungkan prinsip rammed earth tradisional dengan kekuatan tambahan yang diberikan oleh campuran semen.
Komposisinya terdiri dari tanah dengan kandungan tanah liat yang rendah, air, dan semen. Kehadiran semen dalam campuran ini meningkatkan kekuatan struktural dan daya tahan dinding yang dihasilkan. Salah satu keunggulan utama dari CSRE adalah kekuatannya yang mampu menahan tekanan yang jauh lebih besar daripada rammed earth konvensional.
Dinding yang dibangun dengan CSRE mampu mencapai kekuatan tekan hingga mencapai 40 megapascal, sebanding dengan kekuatan beton. Hal ini menjadikan CSRE sebagai pilihan yang menarik untuk berbagai proyek konstruksi yang membutuhkan kekuatan struktural yang tinggi.
Penggunaan CSRE juga membawa manfaat dalam hal daya tahan terhadap cuaca eksternal. Dinding yang dibangun dengan CSRE menjadi lebih kuat dalam menghadapi paparan hujan dan angin, memperpanjang umur bangunan dan mengurangi kebutuhan akan perawatan. Baca juga artikel lainya tentang Mengenal Karakter dan Contoh Bangunan Arsitektur Dekonstruksi.
Namun, meski semen dapat meningkatkan kekuatan dinding, hal ini juga menyebabkan peningkatan jejak karbon yang merugikan lingkungan. Keterlibatan semen menjadikan rammed earth tidak ramah lingkungan sepenuhnya.
Leave a Reply