Jembatan adalah bangunan yang dibuat untuk menyambungkan dua jalur yang terpisah karena adanya hambatan. Hambatan tersebut bisa berupa sungai, lembah curam, jurang, jalan yang berbeda, rel kereta api, dan sebagainya. Jembatan berperan penting dalam transportasi. Karena dengan jembatan, waktu perjalanan ke suatu tempat atau daerah bisa dipersingkat. -MegaBaja.co.id
Struktur sebuah jembatan terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian atas dan bagian bawah. Struktur bagian atas jembatan berfungsi menanggung langsung beban lalu lintas yang melewati jembatan. Sementara itu, struktur bagian bawah jembatan bertanggung jawab dalam menopang beban dari bagian atas jembatan dan meneruskannya ke lapisan tanah yang padat. Salah satu struktur pada bagian bawah jembatan adalah abutment.
Lantas, apa sih abutment itu? Untuk mengetahuinya secara lebih jauh dan mendalam, simak artikel ini sampai tuntas, ya.
Mengenal Apa Itu Abutment
Abutment merupakan sub-struktur yang berperan sebagai pendukung utama di berbagai jenis konstruksi. Salah satunya adalah jembatan. Biasanya, abutment akan ditanam atau dipasangkan di tanah untuk menahan dan menstabilkan beban struktur serta benda-benda yang ada di atasnya.
Ada yang belum tau apa saja alat penguji tanah itu? Mari simak artikelnya Macam-Macam Alat Uji Tanah untuk Konstruksi dan Manfaatnya.
Dalam proses pembangunan jembatan, elemen sub-struktural ini sering dikenal sebagai “kepala jembatan”. Letak kedua elemen ini biasanya di kedua sisi tebing yang akan dihubungkan oleh konstruksi jembatan yang sedang dibangun.
Selain digunakan dalam jembatan, abutment juga bisa diaplikasikan dalam bendungan. Sama seperti dalam pembangunan jembatan, sub-struktur ini pada pembangunan bendungan juga ditempatkan pada dua titik yang berbeda, yaitu di dua sisi tebing. Kemudian, di antara kedua sisi tebing tersebut, akan dibangun struktur utama yaitu tembok bendungan yang bertujuan untuk menampung air.
Ada dua jenis beban yang akan diterima oleh abutment, yaitu:
- Beban Mati, ialah beban yang ditanggung oleh elemen-elemen konstruksi yang sudah selesai dibangun, sepertj jembatan atau dinding bendungan.
- Beban Hidup, merupakan berbagai elemen yang bergerak. Misalnya kendaraan, manusia, tekanan angin, atau tampungan air dalam bendungan.
Fungsi Abutment
Setelah memahami apa itu abutment, selanjutnya mari kita bahas kegunaan atau fungsinya. Abutment memiliki beberapa fungsi penting dalam sebuah struktur. Di antaranya adalah:
Menstabilkan Beban secara Menyeluruh
Fungsi pertama dari abutment yaitu sebagai penopang utama yang menanggung semua beban yang dikenakan pada jembatan. Termasuk beban hidup dan beban mati. Beban hidup mencakup elemen yang bergerak seperti kendaraan yang berjalan di atas jembatan dan tekanan angin yang dapat memberi tekanan lateral. Di sisi lain, beban mati meliputi bagian utama jembatan seperti balok dan elemen lainnya.
Abutment berperan sebagai penyangga utama yang mengarahkan semua beban ke pondasi. Sehingga jembatan tetap stabil dan berjalan dengan baik. Apabila peran abutment sebagai penyangga utama ini tidak ada, maka jembatan tidak akan mampu menahan dan mendistribusikan bebannya dengan efisien. Ini bisa menimbulkan kerusakan atau kegagalan struktur. Maka dari itu, peran abutment sebagai penyangga utama itu sangatlah penting guna memelihara stabilitas jembatan secara keseluruhan.
Memperkuat Bagian Ujung Lengkungan
Abutment juga berperan penting dalam teknik sipil. Khususnya ketika digunakan sebagai penguat pada salah satu ujung lengkungan dalam struktur jembatan lengkung. Abutment ini turut menjaga stabilitas dan keutuhan lengkungan. Misalnya, di bagian impos atau dinding penyangga dari abutment berperan sebagai penopang pada ujung lengkungan jembatan. Kegunaannya ini membuat bentuk lengkungan tetap bertahan dan terhindar dari pergeseran yang mungkin.
Mempertahankan Keseimbangan
Fungsi abutment selanjutnya berkaitan dengan peran tambahannya dalam mempertahankan keseimbangan antara gaya vertikal dan horizontal, khususnya pada jembatan lengkung. Dalam situasi ini, abutment berfungsi penting dalam mengalirkan beban vertikal dari lengkungan ke tanah di bawahnya, dan juga menanggulangi tekanan horizontal yang bisa muncul dari angin atau gaya lateral.
Kegunaan tersebut sangat penting untuk mencegah perpindahan atau perubahan bentuk yang dapat mengganggu stabilitas dan keselamatan jembatan lengkung. Oleh sebab itu, abutment menjadi bagian yang tak boleh dianggap remeh dalam konstruksi jembatan lengkung. Sekaligus memastikan bahwa keseimbangan antara gaya vertikal dan horizontal terus terjaga dengan baik.
Sebagai Dinding Penahan
Abutment pada jembatan dengan satu bentang memiliki fungsi sebagai dinding penahan. Abutment ini sangat krusial dalam menahan pergeseran horizontal tanah di kedua ujung jembatan.
Dalam kondisi tersebut, abutment berperan sebagai struktur penahan tanah yang menanggulangi gaya geser dan tekan pada jembatan. Jadi stabilitas struktur dapat terjaga. Tanpa abutment, jembatan menjadi rentan terhadap perubahan dan pergeseran tanah di sekitarnya. Karena itu, peran abutment sangat penting dalam menopang kekokohan jembatan.
Jenis-Jenis Abutment
Setelah memahami apa itu abutment dan beberapa peran utamanya, mari kita telusuri macam jenis abutment yang tersedia. Ada berbagai jenis abutment dengan macam bentuk yang berbeda. Saat memilih jenis abutment, kontraktor harus mempertimbangkan beberapa faktor. Seperti desain struktur atas yang akan diterapkan, kondisi tanah tempat pondasi akan ditanam, serta kondisi keseluruhan bangunan.
Di bawah ini terdapat beberapa jenis abutment yang digunakan dalam pembangunan jembatan:
Gravitasi
Cara kerja Abutment gravitasi yaitu dengan mengandalkan beban sendiri untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan dalam menopang beban di atasnya. Banyak kontraktor memilih jenis abutment ini karena desainnya yang simpel dan proses pemasangannya yang tidak terlalu rumit.
Abutment tipe gravitasi sesuai untuk struktur yang tidak terlalu tinggi dan bentang yang tidak terlalu panjang, serta memiliki tanah yang keras untuk pondasinya. Material yang umum digunakan untuk konstruksi abutment ini adalah batu kali atau beton tumbuk.
Cantilever
Salah satu tujuan konstruksi sub-struktur ini adalah untuk menyangga tanah di ujung konstruksi utama. Tak hanya itu, sub-struktur ini juga menjadi penyangga bagi konstruksi utama itu sendiri.
Tipe T Terbalik
Jenis lainnya adalah abutment tipe T Terbalik. Abutment ini memiliki balok kantilever yang terletak di sepanjang dinding. Balok kantilever tersebut bertugas sebagai plat penopang yang mendukung struktur dinding.
Dibandingkan dengan tipe gravitasi, Tipe T Terbalik memiliki bentuk yang lebih ramping dan langsing. Beban yang terjadi pada abutment ini berasal dari dua sumber utama. Pertama, dari tanah yang ada di atas pelat tumpuannya. Kedua, dari beban sendiri yang dikenakan pada abutment.
Biasanya, abutment jenis ini dipakai di struktur atau jembatan dengan ketinggian yang lebih tinggi. Ini dikarenakan material konstruksinya, yakni beton bertulang, yang memberikan daya tahan dan kekuatan lebih besar dibandingkan abutment tipe Gravitasi. Dengan begitu, dalam industri konstruksi, abutment model T Terbalik memiliki peranan yang sangat penting. Utamanya dalam mendukung struktur yang lebih besar dan lebih tinggi.
U Shaped Gravity
Abutment U shaped gravity memiliki dinding sayap (wings wall) yang membentuk sudut 90 derajat terhadap bagian dudukan (seat). Seperti namanya, struktur abutment ini menyerupai huruf U yang dibentuk oleh penempatan dua tiang yang berjarak sama dengan jembatan. Material yang umumnya digunakan dalam pembuatan tipe ini adalah beton bertulang.
Abutment dengan Penopang
Berikutnya abutment jenis terakhir, ada abutment yang dilengkapi dengan struktur penahan. Abutment ini hampir mirip dengan tipe T Terbalik. Namun, bedanya abutment ini mempunyai tambahan penyangga yang letaknya berada di bagian belakang (counterfort) abutment.
Layaknya abutment model T Terbalik, bahan yang digunakan dalam konstruksi abutment ini adalah beton bertulang. Karena itu, abutment jenis ini sangat kuat dan kokoh. Membuatnya sangat cocok untuk digunakan dalam bangunan yang tinggi dan membutuhkan dukungan tambahan yang kuat.
Full Height
Abutment jenis ini umumnya banyak dipakai di kawasan ibu kota atau metropolitan. Sub-strukturnya memiliki full height yang tergolong cukup tinggi dan lebih ramping.
Stub
Stub memiliki tiang penyangga yang berbentuk pendek. Bahkan, tingkat kependekan tiang pada sub-struktur ini membuatnya hampir tidak terlihat.
Semi Stub
Semi stub adalah gabungan dari full height dan stub. Pada semi stub, tiang penyangganya memiliki tinggi yang lebih dari pada stub.
Demikianlah penjelasan mengenai definisi abutment jembatan, fungsi beserta macam-macam jenisnya. Konstruksi abutment jembatan harus dikerjakan dengan teliti dan sesuai standar yang berlaku. Guna memastikan bahwa abutment yang dibangun nantinya aman dan kuat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Semoga artikel ini bermanfaat!
Leave a Reply