Seiring dengan berkembangnya teknologi dan zaman, desain arsitektur di seluruh dunia juga turut berkembang. Rumah – rumah yang sering kita jumpai sudah banyak yang menggunakan desain dan konsep arsitektur yang lebih modern. Namun, sebagian yang lain masih mempertahankan konsep arsitektur vernakular. -MegaBaja.co.id
Singkatnya arsitektur vernakular adalah sebuah konsep arsitektur yang masih menyesuaikan dengan keadaan, budaya dan kebutuhan masyarakat setempat dengan menggunakan material yang mudah ditemukan di wilayah sekitar.
Umumnya arsitektur vernakular masih diterapkan pada daerah – daerah yang masih menjunjung tinggi nilai kebudayaan mereka, seperti Bali dan lainnya. Namun, arsitektur vernakular masih belum dikenal oleh banyak orang. Masyarakat yang masih awam bahkan menyebut arsitektur vernakular ini sama dengan arsitektur tradisional.
Kendati demikian, istilah ini tetap perlu kita ketahui, walaupun hanya sekedar menambah wawasan. Untuk lebih mengenal tentang arsitektur vernakular, yuk simak penjelasan tentang arsitektur vernakular di bawah!
Definisi Arsitektur Vernakular
Arsitektur yang lebih kita kenal sekarang adalah arsitektur modern yang senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan zaman sekarang. Mengupayakan agar semakin minim material yang digunakan, mengingat semakin langkanya material konstruksi pada saat sekarang ini.
Berlomba – lomba untuk menjadi lebih bijak dalam pemanfaatan material yang semakin terbatas, membuat arsitektur modern lebih banyak yang mengusung konsep minimalis.
Berbeda dengan arsitektur vernakular yang telah digunakan sejak zaman dulu. Arsitektur vernakular adalah kegiatan arsitektur yang masih memanfaatkan bahan – bahan yang ada di sekitar lokasi pembangunan, seperti kayu, bambu dan lain sebagainya dan dilakukan tanpa adanya pengawasan dari seorang arsitek ahli.
Meski telah dikenal sejak tahun 1800-an, gaya arsitektur vernakular mulai dilirik oleh arsitek profesional baru pada abad ke-20. Namun, arsitektur vernakular yang dibangun oleh arsitek profesional tetap tidak bisa masuk ke dalam kategori arsitektur vernakular. Karena arsitektur ini dibangun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga harus dibangun langsung oleh mereka.
Arsitektur vernakular juga masih menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat setempat. Arsitektur jenis ini masih tergantung dari kemampuan desain dan tradisi masyarakat setempat.
Vernakular sendiri berasal dari bahasa Latin dengan istilah awal Vernaculus yang memiliki arti ”pribumi, asli, domestik.” Arsitektur ini mengacu pada arsitektur asli daerah tersebut tanpa adanya penyerapan dan percampuran arsitektur dari tempat lain. Arsitektur vernakular biasanya digunakan untuk membuat sebuah rumah.
Arsitektur vernakular biasanya memiliki desain yang terbuka dan komprehensif. Arsitektur ini sering merujuk pada arsitektur primitif, arsitektur adat, arsitektur etnis dan lainnya. Namun perlu diketahui bahwa, arsitektur vernakular tidak sama dengan arsitektur tradisional. Apa saja perbedaan antara keduanya? Yuk, perhatikan penjelasannya!
Perbedaan Arsitektur Vernakular dengan Arsitektur Tradisional
Jika dilihat sekilas, arsitektur vernakular dan arsitektur tradisional memang memiliki banyak persamaan, salah satunya adalah sama – sama memiliki kaitan yang erat terhadap kebudayaan dan kesederhanaan. Namun, keduanya ternyata amat berbeda.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, arsitektur vernakular masih kental terhadap budaya dan tergantung pada kondisi alam sekitar, serta masih sarat akan filosofi lokal yang kontekstual sesuai dengan zaman. Sedangkan arsitektur tradisional merupakan salah satu arsitektur turunan dari arsitektur vernakular yang telah diakui dan dilestarikan secara turun-temurun.
Tak hanya itu, berikut beberapa perbedaan antara kedua desain arsitektur tersebut.
- Arsitektur tradisional biasanya akan menggunakan tenaga khusus untuk proses pembangunan rumah ini. Sedangkan dalam arsitektur vernakular, rumah dibangun secara gotong royong dan menggunakan tenaga masyarakat setempat.
- Keduanya sama – sama menggunakan bahan yang alami, namun untuk arsitektur vernakular mengadopsi bahan yang ramah lingkungan sehingga tidak mengganggu ekosistem alam sekitar. Sedangkan arsitektur tradisional tetap menggunakan bahan alami tetapi tidak memperhitungkan hal – hal tersebut.
- Dari segi desain, arsitektur tradisional lebih memungkinkan untuk mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan zaman. Sedangkan arsitektur vernakular memiliki desain yang cenderung stabil dan selalu sama.
- Sedangkan dari segi pembangunannya, arsitektur tradisional masih menggunakan teknologi modern. Sedangkan arsitektur vernakular tidak menggunakannya dan tetap konsisten pada pemanfaatan teknologi yang sederhana dan seadanya.
Ciri Khas Arsitektur Vernakular
Setiap konsep arsitektur pada sebuah bangunan pasti memiliki ciri khasnya tersendiri. Ciri – ciri tersebutlah yang akan membedakan arsitektur yang satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan arsitektur vernakular.
- Material yang digunakan dalam membangun rumah dengan arsitektur vernakular hanya menggunakan bahan – bahan alami yang disediakan oleh alam sekitar dan tidak menggunakan bahan lain yang berada di luar daerah tersebut.
- Tenaga yang digunakan biasanya berasal dari masyarakat setempat yang saling bergotong royong dan hanya mengandalkan teknologi tradisional yang seadanya. Maka dalam membangun rumah bergaya vernakular tidak menggunakan mesin-mesin berat.
- Hemat biaya karena bahan – bahan yang digunakan merupakan bahan alami yang mudah ditemukan.
- Bangunan vernakular dibuat menyesuaikan dengan iklim dan cuaca di daerah tersebut. Jika beriklim dingin, maka rumah akan dibuat dengan insulasi alami yang menggunakan jerami atau kayu, agar keadaan rumah senantiasa hangat.
- Memiliki kepribadian lokal dan sesuai dengan budaya sekitar. Selain itu, rumah vernakular biasanya mengandung filosofi yang mencerminkan tradisi lokal.
- Didesain langsung oleh masyarakat setempat dan tidak menggunakan jasa arsitek profesional, jadi fitur – fitur di dalamnya sangat menyesuaikan keinginan dan kebutuhan.
Aspek – Aspek Rumah Vernakular
Selain dari ciri – ciri di atas, arsitektur vernakular juga dibangun berdasarkan aspek – aspek tertentu. Aspek tersebut memengaruhi bentuk dan fungsi dari rumah vernakular. Berikut adalah penjelasannya!
Iklim
Iklim yang berbeda pada tiap daerah akan sangat berpengaruh pada desain rumah bergaya vernakular. Rumah harus dibangun menyesuaikan dengan kondisi iklim dan cuaca sekitar. Pengaruh iklim terhadap suatu bangunan membuat desain bangunan menjadi lebih kompleks.
Rumah vernakular yang dibangun pada daerah beriklim dingin biasanya memiliki celah bukaan jendela yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan di daerah beriklim tropis. Selain itu, curah hujan juga akan sangat mempengaruhi desain rumah.
Seperti rumah panggung yang dibangun pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, bertujuan untuk menghindari banjir.
Lingkungan Serta Kondisi Alam
Lingkungan dan kondisi alam sekitar akan lebih berdampak pada material yang digunakan dalam pembuatan rumah. Seperti rumah yang dibangun berdekatan dengan hutan, pasti akan menggunakan material kayu atau bambu sebagai bahan baku utamanya. Seperti rumah – rumah di Asia Timur yang menggunakan bambu lantaran keberadaan bambu yang sangat berlimpah.
Sedangkan untuk daerah yang sulit menjangkau kayu dan bambu biasanya akan menggunakan batu alami dan pasir. Contohnya seperti rumah batu di kawasan Iran.
Kebudayaan dan Tradisi Lokal
Yang terakhir ada budaya dan tradisi yang menjadi aspek terakhir. Bagaimana cara mereka hidup, berinteraksi satu sama lain, memanfaatkan sebuah bangunan, jumlah anggota keluarga dan karakteristik lain yang menjadi tradisi masyarakat setempat.
Leave a Reply