Selama ini, kita mungkin tidak peduli pada material yang melengkapi konstruksi bangunan. Salah satunya adalah material plastik. Memangnya ada? Tentu saja ada. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa material plastik punya peranan yang sangat penting untuk berbagai aspek kehidupan, termasuk untuk bidang bangunan. –MegaBaja.co.id
Material plastik banyak digunakan karena ada beberapa alasan, mungkin karena memiliki sifat yang fleksibel alias lentur sehingga membuatnya cocok digunakan untuk berbagai keperluan.
Perlu kamu ketahui, ada beberapa istilah berbeda di setiap jenis plastik dan masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui beberapa istilah material plastik untuk bahan bangunan.
Nah, buat kamu yang sudah penasaran seputar istilah material plastik, langsung simak saja ulasannya di bawah ini.
Mengenal Jenis-Jenis Plastik untuk Bahan Bangunan
Berikut ini adalah beberapa istilah dan singkatan dari deretan nama material plastik, di antaranya:
Polyvinyl Chloride (PVC)
Material Polyvinyl Chloride atau yang lebih dikenal dengan nama PVC, adalah sejenis termoplastik yang terbuat dari bahan monomer vinyl klorida terpolimerisasi. Jenis ini punya stabilitas kimia dan tingkat ketahanan yang cukup baik. Namun, material PVC ini tidak terlalu tahan terhadap paparan sinar matahari panas yang ekstrim.
Berdasarkan informasi yang diketahui, Polyvinyl Chloride akan memuai bahkan menyusut jika terkena suhu panas lebih dari 100 derajat celcius. Itulah sebabnya, mengapa material Polyvinyl Chloride lebih cocok digunakan pada suhu dibawah 60 sampai 80 derajat celcius saja.
Umumnya, material PVC digunakan untuk pembuatan kusen pintu, kusen jendela, pelapis lantai, dinding, pipa saluran hingga plafon.
Simak artikel tentang Kelebihan dan Kekurangan Plafon PVC untuk Hunian.
Wood Plastic Composite (WPC)
Material ini sering kali disingkat WPC, merupakan gabungan antara bahan kayu dan plastik. Kedua bahan inil kemudian diproses dengan cara dilebur, lalu diolah sedemikian rupa sehingga terciptalah sebuah material yang bernama WPC.
Untuk material WPC terdiri dari serat plastik sebanyak 50% dan serbuk kayu 50%. Hasilnya, WPC tampil yang memiliki tingkat kekuatan yang sangat mumpuni. Tidak hanya kokoh dan kuat, bahkan material WPC juga dapat menampilkan keindahan yang tidak kalah dengan material kayu asli. Plastik WPC biasanya digunakan untuk pembuatan lantai, plafon, dan panel dinding.
Resin Silikon Organik
Material ini diproses dengan cara menghidrolisis beberapa jenis monomer silikon organik, sehingga menghasilkan plastik yang bersifat tahan terhadap air, tahan panas, tahan dinding, dan anti korosi.
Tetapi, plastik dari resin silikon ini memiliki kinerja mekanik dan kekuatan kohesif yang terbilang buruk. Untungnya, kelemahan tersebut bisa diakali dengan menambahkan serat gelas, asbes, resin sintetis, dan lain sebagainya.
Resin Polyester (PR)
Berikutnya yang biasa digunakan untuk konstruksi dan bangunan, yaitu berupa Resin Polyester. Plastik ini diproses dengan cara meng-kondensasi asam diatomik dan alkohol diatomik.
Ada pula keunggulan yang dimiliki Resin Polyester, yaitu punya kapasitas ikatan yang elastis, bagus, warna yang lebih baik, fleksibel, tahan terhadap air dan panas.
Polypropylene (PP)
Material plastik PP ini terbuat dari bahan monomer akrilik terpolimerisasi. Jadi sudah tidak heran bahwa jenis plastik yang satu ini punya bobot ringan dan tahan terhadap panas. Tidak hanya itu, Polypropylene sudah terbukti tahan terhadap air. Meski begitu, Polypropylene juga terdapat beberapa kelemahan yang harus jadi bahan pertimbangan.
Kelemahannya yang pertama yaitu memiliki tingkat kekakuan yang buruk ketika berada dalam suhu rendah. Selain itu, resistansi udara pada Polypropylene juga terbilang cukup buruk.
Itulah sebabnya, material Polypropylene lebih cocok diterapkan untuk area indoor saja. Seiring dengan perkembangan zaman, kini plastik Polypropylene diproduksi dengan campuran polietilen dan polyvinyl chloride.
Resin Fenolik (PF)
Biasanya, dalam proses pengolahan Resin Fenolik adalah bahan fenol dan aldehid akan dipolimerisasi di bawah pengaruh katalis asam. Jadi, tak heran jika Resin Fenolik mempunyai tekstur yang lebih halus namun kualitasnya tetap kokoh. Selain itu, Resin Fenolik juga telah diberi tambahan yang berupa bahan pengisi dan bahan pengawet.
Hasilnya, plastik ini akan tahan terhadap air, cahaya, tahan panas, anti korosi, isolasi listrik, seldan memiliki kekuatan kohesi yang lebih bagus. Tapi, di balik beberapa keunggulannya, terdapat satu kekurangan dari jenis plastik Resin Fenolik ini,. yaitu memiliki tingkat kekakuannya yang sangat buruk.
Polyethylene (PE)
Seperti halnya dengan PVC, bahan dari jenis plastik Polyethylene juga terbuat dari bahan monomer vinyl terpolimerisasi. Dan, apakah yang dimaksud dengan monomer? Perlu kamu ketahui, monomer adalah senyawa sederhana yang bisa dipolimerisasi menjadi senyawa makromolekul.
Nantinya bahan tersebut akan diproses melalui tiga tahap, yaitu proses tekanan rendah, proses tekanan menengah, dan proses tekanan tinggi. Jenis plastik Polyethylene memang punya tingkat stabilitas kimia dan ketahanannya pada air yang terbilang baik.
Sayangnya, tingkat kekuatannya tidak terlalu baik. Meski begitu, plastik Polyethylene masih tetap fleksibel ketika digunakan pada suhu rendah sekalipun. Dan, terdapat pula penambahan sejumlah karbon hitam yang berfungsi untuk memperkuat ketahanan usia pakainya.
Polystyrene (PS)
Dari segi materialnya, Polystyrene ini berbahan yang terbuat dari monomer stirena yang sudah dipolimerisasi. Nah, inilah penyebab yang membuatnya punya kelebihan transmisi cahaya, pewarnaan yang mudah, stabilitas kimia yang lebih bagus, tahan terhadap cahaya, tahan air, dan menawarkan harga yang murah pula.
Namun, ada juga kekurangan dari plastik Polystyrene yang perlu kamu ketahui. Yaitu bertekstur kaku, tingkat kekuatan impak juga rendah, tidak tahan terhadap panas, dan karakteristiknya yang mudah terbakar.
Polymethyl Methacrylate (PMMA)
Sepadan dengan namanya, jenis plastik ini terbuat dari bahan Polymethyl Methacrylate yang sudah dipolimerisasi. Tetapi, masyarakat di sini lebih mengenal plastik jenis ini dengan sebutan gelas organik.
Keunggulan dari Polymethyl Methacrylate ini yaitu mempunyai transmisi cahaya yang baik, kekuatan yang tinggi pada suhu rendah, tidak mudah menyerap air, juga tahan terhadap panas dan mudah diproses pula. Usia penggunaannya juga cukup baik.
Mengingat hal tersebut, maka tak heran jika material bangunan yang terbuat dari Polymethyl Methacrylate selalu dibanderol dengan harga mahal. Ada juga kekurangan yang dimilikinya, yaitu tingkat resistensi abrasivenya yang buruk.
Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS)
Sering kali disebut ABS, adalah polimer organik pembentuk plastik yang mempunyai daya tahan cukup tinggi. Umumnya, plastik jenis ini digunakan karena materialnya yang mudah dibentuk juga tingkat durabilitas yang baik pula.
ABS juga tahan terhadap suhu panas, memiliki tingkat resistensi yang tinggi, dan tentunya dibanderol murah. Selain itu, furniture yang terbuat dari ABS tidak akan mudah terkena noda goresan jika tak sengaja tergesek oleh benda tajam seperti pisau atau besi.
Plastik ABS ini bisa didaur ulang, ini yang membuatnya ramah lingkungan. Dan plastik ABS juga merupakan material yang paling mudah direkatkan dengan benda lain dengan menggunakan lem.
Meski tahan terhadap suhu panas, plastik ABS tidak tahan pada sinar UV, sehingga tidak cocok jika ditempatkan di ruang outdoor terlalu lama, terlebih lagi jika sering terpapar sinar matahari. Biasanya, ABS digunakan sebagai material untuk meja, rak buku kecil, hingga kursi. Tidak hanya itu, plastik ABS juga sering digunakan sebagai komposisi dasar mainan seperti Lego.
Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis plastik yang lumrah digunakan sebagai bahan bangunan dan industri konstruksi. Jika kamu membutuhkan salah satunya, alangkah baiknya konsultasikan dahulu kepada ahlinya agar dapat mengetahui fungsi dan karakteristik yang sesuai. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan.
Leave a Reply