Apakah kamu pernah melihat desain interior yang bernuansa Eropa, terkesan zaman dulu tapi ceria dan kaya akan warna? Nah, kemungkinan besar interior itu bernama desain retro. -MegaBaja.co.id
Perkembangan desain retro itu sendiri sebenarnya telah tumbuh sejak awal tahun 1900-an. Namun, di era 1960-an hingga awal 1990-an, desain retro ini baru mulai ramai digunakan oleh para desainer interior.
Jika ingin bernostalgia, maka desain interior bergaya retro merupakan pilihan yang tepat, karena interior ini identik dengan mengenang dan mengembangkan ke gaya masa lalu. Nah, bagi kamu yang menyukai suasana retro ketika berada di suatu lokasi atau restoran, kenapa tidak diterapkan saja di rumah kamu?
Kata retro sendiri berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu retrograde yang mempunyai makna yang berhubungan dengan gaya masa lalu alias jadul.
Meski sudah modern, desain interior bergaya retro kian banyak dilirik. Alasannya selain inspiratif dan ceria, gaya retro ini mampu memberikan kenyamanan dan nuansa yang hangat.
Interior rumah bisa ditata menjadi lebih ceria, penuh warna dan bisa dipadupadankan dengan nuansa modern. Dekorasi yang dominan pada gaya retro memberikan efek dan nilai estetika yang indah pada tampilan ruangan rumahmu.
Pada setiap era dan dekade, perkembangan industri ikut andil mempengaruhi desain retro. Berdasarkan zaman perkembangannya, desain retro bisa diklasifikasikan ke dalam beberapa gaya, simak ulasannya berikut ini.
Jenis-Jenis Desain Retro
Desain Retro setidaknya dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis. Berikut penjelasan lengkapnya.
Desain Retro Fifties
Sepadan dengan namanya, desain retro fifties ini berkembang pada era 1950-an. Gaya desain retro fifties ini muncul karena erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi dan industri yang pesat pada waktu itu, sehingga pengaplikasian warna dan material pada desain retro ini menjadi lebih berani dan eksploratif.
Pada desain retro fifties kamu akan menemukan lebih banyak perabot dengan material olahan seberti vinil, fiber, plastik, melamin, karet, dan berbagai material industri lain.
Selain itu, desain retro fifties kamu juga akan menemukan warna-warna lebih berani dan mencolok seperti kuning, merah, jingga, hingga warna seperti fuschia sebagai palet warna primer dalam ruangan baik dalam elemen perabotan rumah hingga lantai dan dinding.
Desain Retro Art Deco
Ini merupakan gaya desain retro yang paling awal berkembang di era tahun 1930-an. Dilihat dari segi konsep keseluruhannya, desain retro art deco lebih identik dengan kesederhanaan dibandingkan desain retro yang lain. Karena didominasi dengan bentuk-bentuk gubahan masa yang lebih formal, dilengkapi motif geometrik serta elemen garis yang tegas dan sederhana. Ini yang menjadi salah satu ciri dari desain retro art deco.
Uniknya, bentuk perabotan dalam desain retro art deco juga cenderung melebar ke samping atau secara horizontal. Perabotan juga didominasi oleh material kayu solid yang dikombinasikan dengan material logam seperti kuningan dan besi. Contoh meja kayu berkaki besi.
Desain Retro Seventies
Saat memasuki era 1970-an,orang-orang mulai melirik kembali pada gaya retro art deco sebagai gaya estetika yang baik untuk diaplikasikan di dalam interior rumahnya. Bisa disimpulkan bahwa gaya desain retro seventies adalah transformasi desain retro art deco yang dibalut dengan teknologi lebih modern.
Tak ada lagi kata terlalu sederhana, pada gaya desain retro seventies lebih mengeksplorasi bentuk dan warna yang mendominasi lebih mengarah pada palet-palet warna earthy tone atau membumi seperti hijau muda.
Retro Pop Art
Seiring dengan meningkatnya industri dan ekonomi di era sekitar tahun 1960, bidang seni dan fashion pun semakin berkembang, kemudian di era inilah menjadi awal lahirnya gaya retro pop art. Ciri khas retro pop art terdapat pada keberanian bermain kombinasi bentuk geometri yang bebas dan juga kombinasi warna-warna yang tiada batas.
Jadi, jika kamu menemukan rumah bergaya retro pop art, maka matamu akan di manjakan oleh ribuan warna ceria, anehnya tidak membuat silau sama sekali.
Walaupun di setiap era memiliki perkembangan yang selalu berbeda, umumnya desain retro juga memiliki karakteristik inti yang menjadi identitasnya. Semua karakteristik inilah yang bisa kamu jadikan pedoman untuk mengadaptasi gaya desain retro bagi interior rumah kamu. Lantas, seperti apa karakteristik dari gaya desain retro ini? Simak ulasannya.
Karakteristik Desain Retro
Berikut ini ada beberapa karakteristik yang membuat gaya retro sangat khas, ikonik dan unik.
Furniture dengan Desain Unik
Jika tujuan memasang furniture lebih mengedepankan fungsi, maka furniture dengan gaya retro lebih mengedepankan desainnya dibandingkan fungsinya, aneh kan? Ini terjadi karena gaya retro lebih mengutamakan bermain warna. Makanya, gaya retro menggunakan furniture berwarna-warni dengan desain yang tampak lucu dan unik.
Warna yang Kalem
Gaya retro memang gudangnya bermain warna. Tapi, palet warna yang digunakan pada interior ini bersifat kalem atau pastel tapi tetap terkesan ceria. Misalnya, kamu bisa menggunakan warna ungu muda, merah marun, kuning mustard, atau hijau olive, magenta yang tidak terlalu mencolok.
Gambar yang Datar tapi Ramai
Ketika melihat poster dengan desain bergaya retro, kamu akan menemukan gambar-gambar yang terkesan datar atau flat, tapi tetap terkesan meriah dan ramai. Misal gambar kombinasi geometri lukisan P. Picasso.
Dinding dan Lantai yang Ramai Pola
Kamu bisa bebas menggunakan beragam kombinasi warna dan pola pada dinding dan lantai rumah untuk memberikan kesan rumah yang ramai. Jadi, jika rumahmu bergaya retro bisa berkreasi sedemikian rupa, ya.
Lampu Neon
Salah satu ciri gaya retro adalah lampu neon, dan ini yang wajib ada. Atau bisa juga lampu kurung yang berbentuk unik dan berwarna ceria. Warna-warna cerah dan mencolok dari lampu neon bisa menciptakan kesan yang dramatis dan energik pada rumahmu nanti.
Dekorasi Tema Nostalgia
Dekorasi yang dipasang tidak harus terlihat kuno. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa dekorasi yang terkesan antik dan memiliki unsur nostalgia bisa digunakan pada rumah bergaya retro. Hanya membuat tampilan terkesan antik saja. Ini membutuhkan desainer interior yang sudah berpengalaman untuk membantu merancangnya.
Motif Kotak dan Geometris
Ciri khas gaya retro adalah menerapkan motif yang sederhana, yaitu bentuk kotak dan geometris dengan pola yang monoton. Dominasi bentuk simetris yang diterapkan kadang menutup seluruh bagian interior secara teratur.
Motif ini juga bisa diaplikasikan pada motif aksesoris dan furniture seperti pada bantal, karpet, tirai, taplak meja atau selimut. Selain itu, penggunaan motif juga bisa diterapkan pada wallpaper rumah dan lantai tegel.
Gaya retro menarik sekali, bukan? Ya, karena mampu bermain warna dengan ceria. Tak sedikit anak muda tertarik pada gaya retro ini. Karena, mampu menciptakan hawa segar dan menyegarkan otak.
Mengapa gaya retro masih banyak digemari meski lahir di era zaman dulu? Karena ada beberapa faktor yang mendasari hal tersebut. Apa saja itu? Lihat pembahasan selanjutnya.
Kenapa Desain Retro Digemari
Kesan Nostalgia yang Dibangkitkan
Tak dapat dipungkiri, banyak orang yang suka dengan barang-barang yang penuh dengan nostalgia, unik dan antik, sehingga interior bergaya retro banyak digemari di zaman modern ini.
Bertolak Belakang dengan Gaya Modern
Jika sudah bosan dengan gaya minimalis yang serba minim dan rapi, maka gaya retro bisa dianggap sebagai pelarian dari rumah bergaya kontemporer yang serba rapi, minimalis, dan modern. Mungkin karena gaya retro lebih ceria saja, kesannya menghibur.
Bisa Mengombinasikan Gaya Klasik dan Modern
Jenuh dengan perabotan modern yang satu tipe saja? Gaya retro tidak mengharuskan penggunaan barang-barang antik saja, kok. Kamu bisa bebas berkreasi untuk menggabungkan pernak-pernik klasik dengan modern. Dan terciptalah suasana yang ciamik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa desain interior retro merupakan konsep yang bertujuan untuk menciptakan kesan klasik yang hangat dan ceria pada ruangan.
Dengan mengaplikasikan penggunaan warna yang cerah dan berani, dilengkapi pola dan bentuk motif kotak dan geometris, membuatnya menjadi lebih ceria.
Sedangkan, penggunaan material sintetis pada elemen dinding, lantai, plafond dan furniture antik bertujuan untuk menciptakan kesan sederhana namun memiliki nilai estetik yang indah serta fungsional.
Demikian pembahasan mengenai desain interior retro yang semakin digemari di zaman modern ini. Jika kamu berminat menerapkan di rumah, konsultasikan kepada ahlinya agar mendapat layanan yang memuaskan. Semoga artikel ini bermanfaat.
Leave a Reply