Dalam dunia konstruksi pasti ada istilah agregat kasar. Namun, masih banyak yang belum mengetahui arti dan bentuknya. Nah, dalam artikel kali ini akan dijelaskan secara khusus apa itu agregat kasar, syarat yang menentukan kualitas dan jenisnya. Simak selengkapnya. -MegaBaja.co.id
Pengertian Agregat Kasar
Agregat kasar (Coarse Aggregate) adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi dari batu-batu alami, yaitu berupa batu pecah yang dihasilkan dari industri pemecah batu, bentuk dan ukurannya antara 4,67 mm – 150 mm. Agregat kasar ini digunakan secara bersamaan dengan media pengikat untuk membentuk beton adukan atau semen hidraulik.
Coarse Aggregate menjadi komponen beton yang paling berperan dalam menentukan besarnya. Berdasarkan asalnya, agregat kasar ini dibagi menjadi dua yakni agregat alami yang diperoleh dari sumber alam dan agregat buatan yang diperoleh dari industri pemecah batu. Contoh bahan jadi yang dihasilkan agregat kasar adalah campuran beraspal, beton dan beton aspal.
Di dunia konstruksi, berdasarkan ukuran butirnya, agregat dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni agregat halus dan agregat kasar. Kedua jenis ini digunakan untuk sebagai campuran beton yang bisa berupa agregat buatan maupun alam.
Kandungan agregat dalam campuran beton hampir mengisi 75% dari total volume beton yang berfungsi sebagai bahan penguat dan pengisi/filler. Oleh karena itu, kontrakan harus memperhatikan dengan serius untuk menggunakan agregat yang benar-benar berkualitas. Karena kualitas agregat dapat mempengaruhi kualitas beton. Jika kualitasnya bagus, maka beton dapat mampu bertahan lama, kuat dan ekonomis.
Apa saja keunggulannya? Pastinya, keunggulan agregat kasar yang berperan dalam campuran beton sangat ampuh menguatkan konstruksi. Simak ulasannya di bawah ini.
Keunggulan Agregat Kasar
- Menghasilkan beton yang berkualitas bagus
- Dapat menghemat penggunaan semen portland
- Menghasilkan kekuatan dalam beton terhadap gaya tekan
- Meminimalisir penyusutan pada pengerasan beton
- Menjadikan beton yang padat melalui gradasi agregat kasar yang berkualitas baik
Lantas, pa saja jenis agregat kasar yang kerap digunakan di dunia konstruksi? Simak keterangannya di bawah ini.
Jenis-Jenis Agregat Kasar
Agregat kasar yang paling umum, terbagi dalam beberapa jenis, di antaranya:
Kerikil Alami
Agregat kasar jenis ini berupa kerikil yang dihasilkan dari proses pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir secara alami.
Batu Pecah Alami
Jenis agregat kasar ini dihasilkan dari batuan cadas atau batu pecah alami hasil penggalian.
Agregat Kasar Buatan
Agregat jenis ini dihasilkan dari buatan berupa slag atau shale yang bisa digunakan untuk beton berbobot ringan.
Pelindung Nuklir
Agregat ini digunakan untuk pelindung nuklir, yakni agregat kasar dengan bobot berat, bisa berupa baja pecah, limonit, barit dan magnatit.
Agregat kasar yang berkualitas ada syarat dan ketentuannya, lho. Sudah termasuk SK SNI yang diatur pemerintah. Lebih detailnya, simak ulasan di bawah ini.
Syarat dan Ketentuan Agregat Kasar
Berdasarkan SK SNI S-04-1989-F tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, bahwa agregat kasar harus memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagai berikut ini:
- Butiran agregat kasar harus memiliki tekstur keras dan tidak berpori, indeks kekerasan < 5%.
- Sifat agregat kasar harus kuat, tidak mudah pecah atau hancur. Ketika diuji dengan larutan garam Natrium Sulfat, bagian yang hancur tidak boleh lebih dari 12%. Jika diuji menggunakan garam Magnesium Sulfat, maka bagian yang hancur pada agregat kasar tidak boleh lebih dari 18%.
- Agregat kasar tidak mengandung lumpur atau butiran halus lewat ayakan 0,06 atau lebih dari 1% dalam berat keringnya, jika melebihi 1% maka harus dicuci.
- Agregat kasar ini tidak boleh mengandung zat relatif alkali yang bisa merusak beton. Butiran yang berbentuk pipih dan panjang boleh lebih dari 20% dari berat agregat keseluruhan.
- Modulus halus butir atau angka kehalusan/fineness modulus pada agregat kasar sekitar 6-7,1 dan variasi butir sesuai standar gradasi.
- Ukuran butir agregat kasar maksimal tidak boleh melebihi dari ⅕ jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, ¾ jarak bersih antar tulangan atau berkas tulangan, dan ⅓ tebal pelat beton.
Sementara itu, berdasarkan ketentuan SNI, agregat kasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu agregat kasar tak dapat dipecah dan agregat kasar dipecahkan. Perbedaan keduanya terdapat pada bentuk dan tekstur permukaannya yang mana dapat mempengaruhi kondisi campuran beton.
Agregat Kasar Menurut SNI
Berikut ulasan lengkapnya mengenai agregat kasar yang dipecahkan dan agregat kasar tak dipecah:
Agregat Kasar Dipecahkan
Jenis agregat kasar dipecah artinya agregat yang dihasilkan dengan cara menggunakan mesin pemecah batu melalui hasil residu terak tanur tinggi, pecahan beton, expanded slag, extended shale dan sebagainya. Bentuknya cenderung angular dan bersudut. Contohnya batu pecah atau split. Dengan bentuknya yang seperti itu, maka permukaan beton akan menjadi lebih besar dan mempunyai kekuatan tinggi.
Agregat kasar yang bentuknya bersudut ini cocok digunakan sebagai campuran beton yang menekankan pada kekuatan. Khususnya untuk kebutuhan struktur yang menekankan pada kekuatan antar ikatan agregatnya yang kuat. Agregat ini juga cocok untuk bahan lapis perkerasan jalan (rigid pavement). Berdasarkan menurut SNI 03-2834-2000 dijelaskan bahwa kekuatan yang diperoleh dari jenis agregat kasar dipecahkan ini lebih tinggi daripada agregat kasar tak dipecah.
Teksturnya memiliki permukaan butir yang kasar sehingga menghasilkan lekatan yang baik dalam campuran beton dan mudah dikerjakan. Jenis agregat kasar ini kerap ditemukan di berbagai jenis pekerjaan konstruksi, terutama untuk pekerjaan struktur yang meliputi pekerja pondasi, kolom, sloof, balok, pelat dan kerangka atap.
Agregat Kasar Tak Dipecah
Merupakan agregat alami berupa batu kerikil alami yang banyak ditemukan di daerah pegunungan, pesisir pantai dan endapan aliran sungai. Yang mempengaruhi bentuk agregat kasar ini adalah geologi batuan.
Kesesuaian kerikil yang bisa digunakan agregat kasar pada campuran beton tergantung pada beberapa sifat, yaitu meliputi tekstur permukaan, waktu proses pelapukan, bentuk partikel dan distribusi ukuran butiran.
Batu kerikil yang bentuk butirannya bulat adalah yang terbaik untuk kelayakan beton/workable, sehingga mudah ketika diaduk, dituang, diangkut, dan dipadatkan. Bentuk batu kerikil yang cenderung bulat disebabkan adanya gesekan air sepenuhnya sehingga membentuk permukaan licin dan halus.
Sementara batu kerikil yang pipih dan memanjang biasanya kurang baik karena tidak workable atau tidak berpotensi bekerja, sehingga sulit dipadatkan. Untuk pembuatan campuran beton, batu kerikil yang direkomendasikan adalah bentuk yang tidak pipih.
Agregat kasar tak dipecah atau kerikil ini mudah dipadatkan dan harganya masih terjangkau. Sampai sekarang masih menjadi pilihan banyak konsumen, termasuk perusahaan konstruksi.
Itulah pembahasan mengenai agregat kasar, jenis-jenisnya dan syarat SNI yang berlaku. Jika kamu membutuhkan agregat kasar untuk pembangunan, gunakanlah barang yang berkualitas dan sudah sesuai ketentuan SNI. Jangan tergiur dengan harga murah, karena bangunan yang kuat dan bertahan lama dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas pula.
Leave a Reply