Proses acian merujuk pada aktivitas pengerjaan dinding bangunan yang bertujuan menutupi pori-pori dan mencapai hasil akhir halus pada plesteran. Dalam melakukan proses ini, terdapat dua jenis acian yang umum digunakan, yaitu acian dengan semen konvensional dan acian instan atau mortar. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dari berbagai aspek.-MegaBaja.co.id
Acian konvensional atau biasa menggunakan semen PC sebagai bahan dasarnya. Sementara itu, acian mortar terdiri dari campuran berbagai bahan, termasuk semen, kapur, dan bahan lain.
Ketika menggunakan semen biasa, persiapan bahan dan alat menjadi hal yang perlu diperhitungkan. Kamu harus menyiapkan pasir, semen, air, serta alat seperti ember, cetok, atau sendok semen untuk mencampur dan mengaplikasikan campuran tersebut secara manual.
Di sisi lain, penggunaan acian instan atau mortar jauh lebih sederhana. Cukup campurkan campuran instan dengan air sesuai takaran yang tertera pada kemasan produk tersebut. Selain itu, ada beberapa perbedaan lain antara semen acian biasa dengan semen mortar. Berikut penjelasannya:
Perbedaan Semen Acian Biasa dan Semen Mortar
1. Perbedaan dari Segi Ketersediaan
Pada umumnya, semen untuk acian biasa merupakan salah satu produk yang mudah dijumpai di berbagai toko bangunan yang tersebar luas. Namun, tidak semua toko bangunan menyediakan acian instan atau mortar. Acian instan cenderung lebih umum ditemukan di toko-toko bangunan modern atau di outlet khusus yang menawarkan berbagai jenis bahan bangunan.
2. Dari Segi Harga
Ketika mempertimbangkan pembelian, penting untuk mengetahui perbedaan harga antara semen biasa dan mortar. Secara umum, semen biasa biasanya dijual dengan harga sekitar Rp. 60.000 per sak. Sementara itu, harga semen mortar sedikit lebih tinggi, dengan kisaran sekitar Rp. 100.000 per sak.
Namun, nilai tambah dari semen mortar adalah ketersediaan pilihan warna yang lebih beragam. Selain warna abu-abu yang umumnya tersedia, kamu juga dapat menemukan pilihan warna lain seperti cream dan putih.
3. Ukuran
Semen PC yang digunakan untuk acian biasa umumnya tersedia dalam kemasan standar seberat 40 kg. Ada pula yang memproduksi kemasan berukuran 50 kg dengan tujuan khusus untuk memenuhi kebutuhan proyek konstruksi yang lebih besar. Hal ini mencerminkan fleksibilitas industri semen dalam menyesuaikan kemasan dengan kebutuhan pasar.
Untuk acian mortar, kemasannya biasanya lebih ringan, yakni seberat 30 kg. Terdapat dua jenis kemasan yang umum digunakan, yaitu kemasan paper bag dan polybag. Kemasan yang berbeda ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan distribusi baik ke pasar ritel maupun untuk proyek-proyek konstruksi yang lebih besar.
4. Perbedaan dari Segi Pembuatan
Dalam proses pengerjaan acian biasa, para tukang atau aplikator biasanya memilih untuk mencampur semen dengan air. Namun, terkadang mereka juga menambahkan bahan lain seperti lem putih atau sedikit kalsium ke dalam campuran. Hal ini dilakukan dengan tujuan tertentu, seperti mencegah adonan cepat kering dan meningkatkan daya rekat.
Namun, variasi dalam takaran campuran ini sering kali mengakibatkan ketidakhomogenan kualitas acian antara bagian-bagian tertentu dari dinding. Apalagi setiap tukang memiliki asumsi dan pengalaman yang berbeda dalam mengatur proses pencampuran ini. Akibatnya, proses pencampuran memerlukan waktu tambahan dan meningkatkan risiko retak pada hasil akhir acian tersebut.
Di sisi lain, acian instan merupakan produk yang telah melalui proses riset dan pengembangan (R&D) di pabrik. Produk ini dirancang untuk memberikan solusi praktis dengan kualitas yang konsisten sesuai dengan fungsinya. Selain itu, campuran khususnya meningkatkan daya rekat acian secara keseluruhan, bahkan pada bagian-bagian yang sulit dijangkau seperti sudut-sudut.
5. Perbedaan dari Segi Daya Sebar
Daya sebar semen acian biasa adalah sekitar 18 m² per sak dengan berat 40 kg dan ketebalan sekitar ±3 mm. Sementara itu, untuk semen mortar, daya sebarnya sedikit lebih rendah. Semen mortar memiliki daya sebar sekitar 15 m² per sak dengan berat 30 kg dan ketebalan yang sama, yaitu ±3 mm. Perbedaan ini menunjukkan karakteristik aplikasi dan penggunaan keduanya dalam proyek konstruksi.
6. Perbedaan dari Segi Kebutuhan Warna
Dalam konteks mendapatkan warna terang pada acian biasa, permukaan acian harus dipermir dengan hati-hati. Beberapa produsen menanggapi kebutuhan ini dengan merilis varian semen PC berwarna putih yang dirancang khusus untuk aplikasi acian. Langkah ini membantu mempermudah proses penciptaan warna yang lebih cerah dan homogen pada hasil akhir acian.
Di sisi lain, untuk mendapatkan warna terang pada semen mortar, solusinya lebih langsung. Cukup dengan mengaplikasikan acian instan dengan pilihan warna yang tersedia, seperti cream dan putih. Ketersediaan warna-warna ini memberikan fleksibilitas lebih dalam penyelesaian estetika pada proyek-proyek bangunan.
7. Perbedaan dari Segi Turunan Produk
Sampai saat ini, belum ada turunan langsung dari semen PC yang dihadirkan untuk produk acian, kecuali modifikasi warna dan penurunan kadar alkali. Hal ini disebabkan oleh kandungan alkali yang tinggi dalam semen PC, yang seringkali menghasilkan efek keputihan atau belang.
Untuk semen mortar, produsen memberikan turunan berupa skimcoat. Produk ini memiliki kekuatan yang lebih tinggi sehingga minim retak, serta mampu menempel pada permukaan licin seperti beton dan acian. skimcoat juga bermanfaat untuk perbaikan acian yang kurang sempurna, tidak rapi, atau bergelombang.
Selain skimcoat, semen mortar juga tersedia dalam turunan lain yakni render atau plester ringan. Produk ini memberikan kemudahan dalam proses aplikasi karena plesteran sudah dalam kondisi setengah jadi. Dengan demikian, render dapat langsung diterapkan sebagai lapisan akhir acian.
8. Lama Waktu Kering
Proses pengerjaan acian dengan menggunakan semen biasa membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk mencapai hasil akhir yang siap untuk dicat. Diperlukan sekitar satu minggu agar acian semen biasa benar-benar kering dan siap untuk dicat.
Di sisi lain, acian mortar memiliki waktu pengeringan yang lebih cepat. Hanya dalam waktu sekitar 3 hari, acian bisa benar-benar kering secara sempurna, sehingga dapat dilanjutkan ke tahap pengerjaan berikutnya.
9. Perbedaan dari Segi Kecepatan Proses
Secara umum, 1 tukang dapat menyelesaikan pengerjaan sekitar ±10 m² dalam satu hari jika menggunakan acian semen biasa. Hal ini karena banyak tukang yang sudah terbiasa dengan teknik dan proses aplikasi acian semen biasa.
Dalam penggunaan acian mortar, tidak semua tukang memiliki pengalaman yang cukup. Banyak di antara mereka membutuhkan edukasi tambahan untuk memahami teknik aplikasi dan karakteristik produk secara menyeluruh. Setelah tukang terbiasa dengan aplikasi acian mortar, 1 tukang dapat menyelesaikan pengerjaan hingga ±20 m² dalam satu hari.
Secara keseluruhan, acian instan atau mortar menawarkan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan acian biasa. Namun, meskipun kualitasnya lebih unggul, produk ini belum merata dalam distribusinya, yang juga menjadi kendala bagi konsumen. Selain itu, keberadaan tim tukang yang berpengalaman dalam menggunakan jenis semen ini juga patut menjadi pertimbangan.
Pemahaman yang mendalam tentang perbedaan antara semen acian instan dan acian biasa sangat penting bagi siapa pun yang terlibat dalam industri konstruksi. Dengan demikian, keputusan yang lebih tepat bisa dibuat. Semoga informasi ini bermanfaat.
Leave a Reply