Dalam membangun sebuah rumah terdapat banyak elemen dan struktur yang kadang membingungkan. Pasalnya jika kita tidak mengetahui secara pasti mengenai struktur – struktur bangunan, kita akan kesusahan sendiri. MegaBaja.co.id
Mengetahui dan memahami apa saja yang dibutuhkan untuk membangun rumah adalah hal yang penting. Hal ini diperlukan agar kita bisa senantiasa melakukan kontrol kualitas, harga dan jenis dari setiap elemen bangunan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Bangunan yang berkualitas dan mampu bertahan dengan segala kondisi cuaca, bencana dan iklim adalah harapan semua orang.
Namun sebelum bisa mendapatkan itu semua, Anda harus terlebih dahulu memerhatikan kekuatan struktur fondasi rumah, termasuk fondasi sloof.
Bagi masyarakat awam yang baru mau membangun rumah, mungkin masih asing dengan istilah sloof. Padahal sloof merupakan salah satu struktur terpenting dalam sebuah rumah. Dalam pembuatannya, kita tidak boleh melakukannya secara asal-asalan. Daripada bingung dan penasaran, mari kita bahas penjelasan mengenai sloof bersama.
Pengertian Sloof
Sloof merupakan struktur penting dalam sebuah bangunan. Beberapa orang lebih mengenal sloof dengan nama tie beam. Penempatan sloof bangunan berada tepat di atas fondasi dan biasanya tersembunyi dari penglihatan. Sloof memiliki fungsi untuk meratakan struktur tanah agar beban fondasi bisa terbagi dan terdistribusi secara rata.
Lebih dari itu, sloof memiliki peran penting sebagai pengunci dan memperkuat dinding. Hal ini agar ketahanan dinding rumah Anda semakin bertambah dan tidak bergeser serta tidak mudah runtuh pada saat terjadi pergeseran tanah. Maka dari itu, sloof memiliki peran yang sangat penting, khususnya untuk bangunan bertingkat.
Sloof memiliki fungsi lain, yaitu menjadi balok pengingat tiang fondasi rumah. Penempatan sloof berada di atas tanah dan terdiri dari beton bertulang yang dipasang secara horizontal dengan rata-rata ketinggian 15 sampai 20 cm.
Material sloof tidak hanya terbuat dari beton. Sering kali dijumpai sloof yang terbuat dari kayu dan batu bata. Namun, keberadaan sloof jenis tersebut sudah berkurang eksistensinya karena dirasa kurang awet dibandingkan sloof beton. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk beralih ke pembahasan mengenai jenis-jenis sloof di bawah ini!
Jenis – Jenis Sloof
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sloof merupakan juru kunci dari ketahanan sebuah rumah apabila terkena pergeseran tanah seperti gempa bumi. Roboh atau tidaknya rumah bergantung pada seberapa kuat material yang digunakan saat membuat sloof.
Batu Bata Sebagai Fondasi Sloof
Selain menjadi material pembuat struktur dinding, batu bata juga acap kali difungsikan sebagai salah satu material sloof. Sloof menggunakan batu bata memiliki sebutan lain, yaitu rolag. Rolag dengan baru bata dibuat dan dipasang secara melintang dan diikat menggunakan adukan dengan pasangan perbandingan 4 bagian pasir : 1 bagian portland semen.
Meski kokoh, namun sayangnya batu bata bukan merupakan material ideal untuk digunakan sebagai sloof. Bukan tanpa alasan, sifat batu bata yang lembab dirasa kurang mampu menahan beban bangunan khususnya bangunan bertingkat. Sloof batu bata juga kurang sempurna untuk mendistribusikan beban dengan baik.
Kayu
Sloof dengan material kayu akan sangat mudah ditemukan pada area – area yang masih banyak menggunakan model rumah panggung. Selain itu, sloof memiliki fungsi sebagai balok pengapit agar fondasi rumah panggung terkunci dan tidak mudah geser. Apabila rumah dibangun dalam sebuah fondasi tunggal, maka gunakanlah balok tunggal.
Kelebihan dari sloof kayu ini adalah material kayu yang mudah dijumpai. Terlebih bagi masyarakat yang masih tinggal dekat kawasan perhutanan.
Meski begitu, sloof kayu tetap memiliki kelemahan. Sifat kayu yang mudah terbakar menjadi salah satu hal yang harus dipikirkan matang – matang. Mudah lapuk dan rayap juga menjadi ancaman bagi sloof kayu apabila pemilihan kualitas kayu yang kurang bagus.
Sloof Menggunakan Beton Bertulang
Bahan dasar pembuatan sloof yang terakhir adalah beton bertulang. Beton merupakan material paling populer dan paling sering digunakan sebagai sloof. Bagaimana tidak, penggunaan beton dirasa lebih efektif, kuat, tahan lama dan tentunya telah memenuhi standard.
Konstruksi sloof ini diletakan di atas fondasi batu kali. Apabila pembangunannya bertujuan untuk gedung atau bangunan rumah tidak bertingkat, peletakan kolom praktis digunakan pada jarak dinding sejauh kurang lebih 3 meter dengan ukuran tinggi dan lebar beton berkisar antara 15 sampai 20 cm. Selain itu, beton bertulang juga sering kali dijadikan sebagai balok pengikat pada fondasi tiang.
Apa Saja Fungsi Sloof?
Sedari tadi, pembahasan mengenai fungsi sloof sebenarnya sudah diselipkan. Sloof memiliki fungsi untuk memperkuat dinding ketika terjadi pergeseran tanah dan gempa. Oleh karena itu, pemakaian sloof tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk menahan beban dari atas fondasi yang berada pada dinding, kusen dan jendela untuk kemudian disalurkan ke bagian – bagian fondasi. Hal ini bertujuan agar fondasi tidak serta – merta langsung menerima beban dari atas.
Namun, apa fungsi sloof hanya sekedar itu? Ternyata tidak loh. Sloof memiliki fungsi lebih dari sekedar itu, yuk cari tahu!
- Sloof berfungsi untuk mengalirkan beban secara merata yang kemudian beban tersebut akan disalurkan menuju fondasi
- Mengikat antar kolom supaya struktur bangunan menjadi jauh lebih kuat dan aman terhadap goncangan yang disebabkan oleh pergeseran tanah, angin kencang, gempa dan lain sebagainya.
- Meratakan beban yang diterima, sehingga jika sewaktu – waktu terjadi penurunan struktur tanah, maka penurunannya akan tetap stabil dan sama rata.
- Untuk menahan berbagai pekerjaan lantai, seperti pemasangan keramik, mengurug tanah, dan lainnya agar posisi bangunan tidak ikut bergeser dan tetap pada posisi semula.
- Selain dari segi keamanan, sloof juga memiliki fungsi menambah keindahan rumah. Sloof yang dipasang lebih tinggi akan terlihat dan menambah kesan estetika bangunan apabila dikerjakan secara rapi.
Bagaimana Cara Menghitung Sloof?
Setelah mengetahui secara umum apa itu sloof, ada baiknya untuk mengetahui bagaimana rumus yang digunakan untuk menghitung material penggunaan sloof. Hal ini juga tidak ada salahnya untuk dipelajari agar jika Anda ingin membangun rumah, Anda sudah tidak perlu lagi pusing dengan perhitungan para tukang.
Sloof Untuk Rumah Satu Lantai
Pada umumnya untuk sloof pada rumah yang hanya memiliki lantai satu, memerlukan 4 buah besi tulangan dengan diameter 10 mm dengan dimensi ukuran rata-rata sebesar 15 × 20 cm. Dan pemasangan begel yang memiliki diameter 8 milimeter dengan jarak 15 centimeter.
Sloof Untuk Rumah Dua Lantai
Untuk rumah dengan memiliki dua lantai umumnya menggunakan 6 buah besi bertulang dengan diameter 12 mm dan berdimensi kurang lebih sekitar 20 × 30 cm. Untuk begel yang digunakan memiliki diameter 8 mm dengan jarak 10 cm.
Namun, hal tersebut tidak harus mutlak Anda gunakan. Informasi di atas bisa Anda gunakan sebagai acuan dalam membangun sloof rumah. Ada baiknya untuk tetap berkonsultasi pada ahlinya agar pemasangan sloof bisa tepat dan sesuai dengan kebutuhan rumah Anda.
Untuk pengerjaannya, sebaiknya Anda meminta bantuan kepada para ahlinya agar tidak salah dan malah merugi.
Leave a Reply